Thursday, September 16, 2004

TRAPPED IN THE DEEPEST LAYER

Melalui dialog pada salah satu radio swasta di Jakarta diungkapkan bahwa penderita narkoba kebanyakan tidak peka pada peristiwa yang terjadi disekelilingnya, termasuk peristiwa peledakan bom yang terjadi beberapa waktu lalu. Hal ini disebabkan karena fokus kehidupan mereka hanya terbatas pada bagaimana mendapatkan narkoba untuk mengurangi rasa sakit yang menyiksa. Nothing else!.

My dear husband berpendapat bahwa mereka yang baru mulai mencoba mengkonsumsi obat-obatan tersebut biasanya merasa sangat nyaman, damai, lebih berani dan lebih percaya diri, bahkan merasakan kegembiraan yang berlebihan atau eforia. Hal2 tsb adalah beberapa efek positif(penguat) akibat pemakaian narkotika dan golongan obat psikotropika lainnya selain kemampuannya mengurangi rasa sakit. Namun jika efek negatif (ketergantungan) sudah mulai terasa, efek positif yang ada hanya sekedar mengurangi rasa sakit. Tidak ada lagi eforia, perasaan nyaman, percaya diri dan sebagainya, yang ada hanya rasa tersiksa dan matinya akal sehat sehingga akan melakukan apa saja untuk menggantikan rasa sakit tersebut. Betapa ekstrim arti surga dan neraka buat mereka.

Mengapa mereka tidak melalui proses berfikir yang akan memberikan pertimbangan dan akal sehat sebelum mengambil keputusan untuk memakai narkoba?. Begitu hebatnya kungkungan paradigma berfikir kebanyakan manusia sehingga membuat dunia menjadi sangat kecil dan hanya berputar sebatas Ego masing2. Ini bukan saja terjadi pada para penderita ketergantungan narkoba, tapi juga pada penderita ketergantungan (cinta berlebihan) pada manusia, ideologi, kekuasaan, harta, popularitas, dan sebagainya. Membuat hal-hal tersebut menjadi bentuk2 berhala modern pada abad ini.



Be an open-minded person, guys. Get out and think outside the box!
For You, who’d already have a multiple layers inside the box, crawl the layers up to get your consciousness back.

No comments: