Friday, February 25, 2005

BOOKS IN MY LIFE (part two)

Bagaimana isi buku dapat mempengaruhi kita?
Menjadi lebih rileks, lebih berwawasan, atau lebih memotivasi?
Atau (meminjam istilah ABG) malah bikin BeTe?

Bagi seorang pecinta buku, hal-hal diatas sama menariknya. Bertemu buku yang bikin BeTe juga pernah saya alami, sehingga baru membaca beberapa halaman, langsung ditutup dan segera berganti buku. Seringkali menarik tidaknya isi sebuah buku, tergantung dari penulisnya, atau penerjemahnya jika buku itu saduran. Beberapa buku yang sebenarnya punya tema menarik tetapi karena gaya penulisan atau penerjemahan yang kurang komunikatif, membuat pembaca tidak dapat menangkap makna dan isi yang ingin disampaikan. Biasanya, jika terlanjur membaca buku seperti ini, saya mencatat siapa pengarang atau penerjemahnya, dan selanjutnya menghindari membeli dan membaca buku-buku yang ditulis atau diterjemahkannya.

Buku-buku yang isinya berupa cerita dan seringkali berjenis fiksi, biasanya menciptakan efek relaksasi atau memberi rasa senang, mengurangi stress akibat aktifitas rutin dan, membawa kita sejenak pada dunia yang berbeda melalui imajinasi yang tercipta. Saya biasanya membaca buku jenis ini setelah pulang kerja dan lepas dari kemacetan Jakarta, sambil menunggui anak-anak belajar. Novel-novel Sci-Fi dari Michael Crichton, Supernova-nya Dewi Dee Lestari, dan Legal-Thriller dari John Grisham dan Philip Margolin adalah sebagian novel fiksi favorite saya.

Bertambah usia seseorang, dan seiring meningkatnya kebutuhan aktualisasi diri dan pencarian makna kehidupan, buku-buku yang sifatnya memotivasi dan menginspirasi biasanya lebih disukai. Buku-buku jenis ‘how-to’ dan self development bersifat membantu pembaca meningkatkan kemampuannya dalam suatu bidang, misalnya tulisan-tulisan Dale Carnegie tentang kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, Robert T. Kiyosaki tentang manajemen financial, buku-buku “don’t sweat...”, “chicken soup for...” dan lain-lain. Dari dalam negeri, antara lain, saya suka membaca tulisan-tulisan Andrias Harefa dan Hernowo tentang dunia tulis-menulis dan tulisan-tulisan Ratna Megawangi tentang pendidikan anak.

Selain itu tulisan-tulisan non-fiksi yang bersifat visioner dapat membuka wawasan kita untuk lebih memahami kemajuan teknologi dan pengaruhnya terhadap cara hidup dan cara berfikir manusia dimasa kini dan dimasa datang. Tulisan-tulisan Stephen Hawking tentang makro kosmos dan fisika modern, Yohannes Surya tentang fisika populer dan tulisan-tulisan visioner tentang manajemen dan teknologi informasi dari Mochtar Riadi adalah beberapa contoh buku dari jenis ini.

Bacaan yang bersifat spiritualpun sangat saya sukai, terutama yang dapat memberi inspirasi, membuka mata hati, sarat dengan berbagai pesan moral, dan mempengaruhi kehidupan kita secara positif . Beberapa bacaan klasik yang telah menjadi international best seller dan dapat saya rekomendasikan diantaranya adalah Dunia Sophie (Jostein Gaarder), Little Prince (Antoine de Saint Exupéry), dan Sang Alkemis (Paulo Coelho). Penulis-penulis lain yang cukup produktif dalam jenis tulisan ini dan karyanya saya sukai adalah Gede Prama, Arvan Pradiansyah, Anand Khrisna, AA Gym, dan Eaknath Easwaran.

Selain jenis-jenis bacaan di atas, sebagai seorang ibu dari dua putri yang mulai remaja, saya kira perlu juga memilih, mengarahkan, dan ikut juga membaca bacaan-bacaan remaja untuk anak-anak di rumah. Hal ini merupakan salah satu usaha memahami dunia mereka, menjadi jembatan komunikasi, dan dapat juga menjadi bahan diskusi dengan anak-anak. Untuk jenis ini, novel Harry Potter, buku cerita karangan Jaqueline Wilson, dan buku-buku self-development untuk remaja juga menjadi favourite saya.

Begitu banyak bacaan dan tersedianya waktu untuk membaca adalah salah satu karunia dari Tuhan yang dapat kita manfaatkan secara positif. Namun, membaca dalam arti luas tidak hanya terikat pada rangkaian teks pada buku dan tulisan, karena kemampuan kita membaca segala peristiwa kehidupan, membaca pertanda dari Tuhan, dan belajar dari orang lainpun adalah makna sesungguhnya dari membaca. Membaca dengan mata kepala disertai dengan mata hati akan lebih efektif mempengaruhi kehidupan menjadi lebih baik dan berkualitas.

Selamat Membaca! :)

23 comments:

dils said...

Satu hal yang saya suka:
"Membaca dengan mata kepala dan mata hati."

Saya lebih sering membaca dengan cara seperti itu. Bukan dari buku, tapi dari alam dan fenomena2nya. Hmm.. pake buku juga sih untuk merangkaikannya. Ibaratnya, informasi dari buku *bacaan apapun* adalah perekat untuk menyatukan puzzle2 dari fenomena2 alam, sehingga terbentuklah sebuah lukisan indah, yang membuat akal dan hati tunduk pada pencipta-Nya.

*wesss kok jadi puitis ginih..*

eka said...

wess, iya ya kok Dilla jadi puitis? pasti sedang memaksimalkan the right brain ya, agar seimbang:)

Kata orang-orang bijak, membaca dengan mata hati itu memungkinkan kita melihat yang tidak terlihat mata (hihi.. bukan penampakan lho). Kalau bisa melatih kemampuan ini, kita akan lebih bijak menyikapi segala peristiwa kehidupan, baik susah maupun senang.

Seringkali kemampuan membaca dengan mata hati ini dituangkan oleh para bijak-ers eh philosopher itu dalam bentuk buku dan tulisan. Jadi lumayan kan bisa belajar dari mereka lewat buku, bisa memandang kehidupan lewat cara pandang mereka yang istimewa. Namun tentu saja tidak dengan menghilangkan sikap kritis kita.

Hmm,.. sering lho Dill, aku merasa dapet hidayah dan petunjuk Tuhan dari tulisan2 dan buku yang aku baca, saat aku lagi ada masalah dan butuh jalan keluar. Tapi hidayah kan datengnya bisa darimana aja ya, kebetulan aku suka baca, mungkin Tuhan jawab segala doaku dengan memberi petunjuk lewat buku-buku.

dils said...

hehehe... iya, nih.. mungkin otak kanan nya protes gara2 ngiri sama otak kiri.

Kata2nya mbak Eka banget, nih..
"melihat yang tidak terlihat mata"
suka, deh... :D

Iya, mbak Eka nih sepertinya sering dapet hidayah lewat buku, deh...

Ttg diskusi "chaos theory" nya kemaren, dihubungkan dengan konsep takdir. :D ngeriii... hehehe...
Kesimpulannya, banyak deh, mbak...

Tapi yang kepakan sayap kupu2 itu, kalo gak salah inget, kita ngebahasnya ttg niat. Beda niat yang sekecil apapun akan menghasilkan efek yang jauh berbeda.
Begitu, mbak...

Zubia and Yusuf's Mom said...

hihihi, saya malah hampir selalu membaca dengan hati mbak, yang sering salah malah:-D
Ada tips jitu untuk membangkitkan kembali minat membaca mbak Eka?

Zubia and Yusuf's Mom said...

itu comment saya kirimkan kemarin, tapi kok ndak keliatan ya mbak...

dils said...

mbak, sabtu aku ndak free...
kalo minggu boleh...
lagi sibuk bergaul dengan murid2 nih, mbak... :D

eka said...

Dilla,
Nanti kita bahas lewat Chat aja ya, tp jg aku gak berani hari sabtu, itu kan malam minggu, Dilla pasti ada acara kan *twing..twing*.

Mbak Dwi,
Membaca dengan hati, maksudku adalah membaca dengan melibatkan hati nurani, yg kita tau erat kaitannya dengan moralitas dan kebenaran universal.

Yang mbak Dwi maksud mungkin intuisi kali ya?. Hati nurani dan intuisi adl dua hal yang berbeda. Kenyataannya intuisi bisa membawa kita pada perkiraan yg tepat atau malah keliru. Kalau kita merasa tidak terlalu mampu mengandalkan intuisi, memang lebih baik mengandalkan rasio atau nalar.

Kalau membangkitkan minat baca, hmm..mungkin bisa dimulai dengan buku2 yang isinya adalah bidang yang kita minati. Misalnya, mbak Dwi yang hobi masak :) bisa mulai dengan membaca buku-buku ttg kuliner dari berbagai negara. Mungkin malah bisa diperluas dengan menggali informasi ttg makanan sehat, gizi, jumlah kalori yang tepat dan lain2. atau malah mau lebih fokus pada cara penyajian makanan, pokoknya banyak deh buku yang berhubungan dengan makanan dan masak-memasak.

ini sih cuma contoh aja, siapa tau mbak Dwi mau lebih fokus di bidang lain misalnya cara mengirim makanan agar tetap awet sampe jakarta, hehe... bisa nanti dipraktekkan ngirim ke alamatku *wuihh.. asik, akhirnya bisa nyobain masakannya mbak Dwi* :)

Zubia and Yusuf's Mom said...

Makasih tips nya mbak Eka...Iya sih mbak sudah dicoba selama ini, tapi perasaan... keinginan untuk membaca tetep ndak bisa balik seperti dulu. hehehe
Mbak eka, ayuk datang aja ke Munich, Zubia lagi ulang tahun, insyaAllah ntar dimasakin macem macem deh :-D

Arwen Undomiel said...

Uni Ekaaaa! Huehehehe....sekarang aku yg panggil Uni ya? Abisnya sepertinya masih bujangan seeh ;p
Boleh nih sekali2 kita menjarah toko buku bareng2 ya?

Anonymous said...

love all the books u recommended.

membaca selalu dengan hati dan akal;). hati merasa secara subjektif, akal mencerna;). that's what i always do. makanya ada buku yang aku suka tapi aku anggap jelek dan sebaliknya. hati sama otak kan nggak selalu sejalan;).

rio

Zubia and Yusuf's Mom said...

apa kabarnya mbak Eka? mudah2an semua sehat wal afiat.

Maksudnya orang2 KBRI di Karachi ya mbak? ya ndak kenal mbak, lha wong belum pernah berurusan dengan mereka.

Kenapa mbak Eka? ada rencana ke Karachi?

Zubia and Yusuf's Mom said...

apa kabarnya mbak Eka? mudah2an semua sehat wal afiat.

Maksudnya orang2 KBRI di Karachi ya mbak? ya ndak kenal mbak, lha wong belum pernah berurusan dengan mereka.

Kenapa mbak Eka? ada rencana ke Karachi?

Zubia and Yusuf's Mom said...

Apa kabarnya mbak Eka? kok belum nulis lagi mbak? masih sibuk ya..
Selamat berakhir pekan ya, semoga semuanya sehat..

Zubia and Yusuf's Mom said...

Apa kabarnya mbak? masih sibuk tugas di luar yah...semoga mbak dan keluarga sehat ya ..

Zubia and Yusuf's Mom said...

Mbak Eka, pasti masih sibuk ya mbak...
Yang penting sehat mbak, dan jangan lupa nulis lagi ntar kalo udah senggang.

wah mbak pake kacamata khusus mbak, dulu gimana gejalanya tuh mbak, soalnya takut kena juga nih mbak..sudha beberapa hari ini pusing teru, apa ada hubungannya dengan mata ya..

Zubia jadinya saya batasi mbak main komputernya, dialihkan ke buku lagi, sekarang harus rajin mbacain karena dia mulai ndak suka baca sendiri:-D

Selamat berakhir pekan ya mbak...terima kasih nasehatnya. salam buat keluarga.

Zubia and Yusuf's Mom said...

mbak Eka, pripun kabare mbak? masih sibuk terus ya? Nulis lagi ya mbak kalo senggang, kangen soale-D Semoga sehat selalu..

dils said...

OOT, numpang komen ttg buku Ayat2 Cinta.

Btw, aku baru nyadar maksud Mbak Eka pas bilang, "Cinta bisa diatur dengan logika".
Sebelumnya cuman nebak doang maksudnya, tapi emang maksudnya seperti yang udah diduga.

Hmm... tegaan gitu, yah, Mbak?

sujud ilalang said...

wuihhh... seuneungnya membaca pengalaman para penyuka buku. diriku jadi merasa kecill, hehehe...

aph.4nc said...

Kalau buku sih saya bergantung pada mood ajak Bu. Sekarang lagi mood baca buku Teknik Hacking..:-P
Walau tetap gak bisa2 juga... Habis kerjaan lagi banyak nih..
Saya juga lagi membiasakan anak2 saya membaca, maklum generasi game dan internet kayak mereka kalau gak dipaksain membaca bisa2 kayak adik saya yang bungsu... pake kacamata bukan karena rajin membaca tapi karena kebanyakan main PS dan game PC..Busyettttt

Anonymous said...

From Tanadi Santoso
It is said that people are formed by “the books he read, the people he know, and the actions he take”. Reading, networking, and doing…. And keep on doing….
(http://pyramid-online.blogspot.com/)

Anonymous said...

saya lebih seneng baca komik,,

tp krn tuntutan kuliah jd sering baca buku geologi & SIG.,.

Zubia and Yusuf's Mom said...

Mbak Eka....apa kabarnya? kangen rasanya mbak...
MAsih inget kami kan?
Mau nyari mbak di facebook, tapi nggak tahu lama lengkap dan alamat emailnya...
Mudah2an mbak masih ngecek blog ini ya...saya tunggu di FB ya mbak...(Dwi Maryatni Saad /maryatni@gmx.de)

Missing you,
dwi.

Fitri Mohan said...

Apa kabar mbak Eka? Lama banget nggak pernah keliatan. Makasih loh masih inget dan mampir ke tempat baru saya. Moga-moga kabar baik selalu yaa :)